Selasa, 22 Maret 2011

Plato dan Sokrates

Inti ajaran Plato yang disebut "berhasil " adalah mencapai "keutamaan " atau "arete". Ini bukan sarana untuk mencapai kebahagiaan . "Keutamaan itulah kebahagiaan". Hidup utama dalam diri sendiri sudah merupakan "hadiah" kebahagiaan . Keberuntungan hidup , kekayaaan , relasi hanya bersifat sekunder .

Bagi Plato mengikuti Sokrates sosok seperti Achealus yang "jahat" tapi berhasil naik tahta tanpa dihukunm bukan tauladan "keutamaan" dan "kebahagian" .

Alain Badiou yang mengecam apa dalam sejarah filsafat dewasa ini disebut kelokan ke dalam bahasa (linguistic turn) seperti yang tampak dalam pemikiran post modern terutama dikemukakan oleh Lyotard dan Derrida . Dalam pengantar atas terjemahan Republik gagasan Plaot tentang negara dan kehidupan .

Plato , Sokrates dihukum mati 399 SM . 
Dan Plato menulis yang pada dasarnya pembelaan atau pengukuhan atas pendirian hidup gurunya . Syahdan persis tahun itu penguasa Yunani Utara di Macedonia Archealus dibunuh pemuda kekasihnya . Nama ini disebut dalam salah satu dialog Sokarates dengan Polus , dalam paparan Plato , Sokrates menganngagp Archealus "tidak bahagia" karena ia jahat . Polus tak sepaham dengan Sokrates, bagi Polus Archealus penjahat besar . Ia anak budak yang merebut paksa.

Ada kritik yang dalam berbagai ranahnya menyanggah supremasi si ego cogitaus descarter . Seraya menempatkan diri pada materialisme (Marx dab Freud) atau menggugat  rasionalisme (seperti gugatan Nietzsche dan Heidegger) yang bila diurut ke belakang bisa dikatakan dimulai oleh Plato . . Plato sererti tercantum dalam "arete" meletakkan keutamaan pada "pengetahuan" (sophia) dan memposisikan rasio seperti "pemimpin bagian - bagian jiwa lainnya ."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar