Jumat, 12 Agustus 2011

KIRI DI INDONESIA

KIRI DI INDONESIA

      Gerakan nasionalis didominasi kiri sejak 1920an. Sukarno- revolusi indonesia, revolusi kiri. Semua pemerintahan sejak kemerdekaaan pngakuan kedaulatan di dominasi pemikiran kiri. Selama 1950- 1965 gerakan kiri dominasi dlaam bentuk yan terorganisir.PKI ciri penting di Indonesia, organisasi masa lebih dari kelompok pemikiran.Epistemic bloc,sejenisnya.

Pengakuan Lekra 
      Orang non lekra dan non PKI kadang lebih paham Marxisme. Pembelaan Indonesia berdasarkan ideologi kiri - kanan menjadi konflikt erbuka sekitar 1963 the great divide). Setelah 1965 sayap kanan dalam militer dengan bantuan AS menghancurkan gerakan kiri.Pemikiran kiri tidak mati tapi hidup dengan cara aneh, bantuan struktural  di LBH pada tahun 70an, gerakan mahasiswa aliansi buruh tahun 90an,i nteltktual kiri Arif Budiman di Satya Wacana

     Penciptaan spektrum politik dibatasi , represi yang tidak memperbolehkan pemikiran kiri dan politik musyawarah dalam partai , dimana partai ataur oganisasi dianjurkan untuk tidak berbeda. Sekarang keterbukaan makin komplek , money politics menentukan dan membentuk spektrum politik , kiri di luar jalan parlemen jalan raya, pabrik, kampus dan perkampungan buruh dst.

Pengertian Kiri. 
      Kiri percaya bahwa ketidaksetaraan adalah ciptaan manusia sendiri atau sebuah kontruksi sosial dan karena itu dapat dan mesti  diubah . Sementara kanan menganggap ketidaksetaraan alamiah , tidak dapat diubah, pentings etara - tidak setara menunjuk pada posisi relatif , kiri - kanan katagori analitik, perbedaan setaran dan sama dan seragam, fantasi anti komunis.

Rabu, 10 Agustus 2011

BUNG KARNO

BUNG KARNO
  
Di tahun 1924 Tjokroaminoto menerbitkan  bukunya " Islam dan Sosialisme ". Dua tahun kemudian Bung Karno menulis risalahnya " Nasionalisme, Islamisme dan Maxrisme " yang kelak jadi dasar gagasan NASAKOM yang dipegang sampai ia wafat. Motif eklektikisme yang sama seperti Tjokro kelihatan di sini.

Ada yang menganggap bahwa dorongan dalam diri Bung Karno untuk persatuan seperti yang tampak dalam risalah itu bermula dari "sinkretis menjawa tradisional" yang ada dalam dirinya ,  seperti dikatakan Bernard Dahm dalam "Sukarno and Strunggle for Indonesian Independence. Kesimpulan "orientalistis" seperti ini tak melihat sejarah.

Dalam masyarakat kolonial, ketidakpuasan meliputi hampir semua lapisan sosial, kelompokdengan aliran berbeda - bedaatau bertentangan mengacu ke sesuatu yang universal dirasakan tak adil.
Masing - masimg kelompok dengan demikian  tak membentuk perbedaan yang murni identitas masing - masing. Komunis , islam , jawa, nasionalis,sumatra tak ditentukan oleh adanya sifat - sifat dasar dalam diri masing - masing dan tak didukung dan dikukuhkan oleh perbenturan kepentingan sosial ekonomi yang bertahan. Perpaduan pelbagai aliran pemikiran yang dikemukaan Sukarno terjadi karena masih cairnya hubungan isme - isme itu .

Senin, 13 Juni 2011

Humanisme , Dalam Pemikiran di Indonesia oleh : GM

     HUMANISME  , Dalam Pemikiran di Indonesia oleh : GM

     Tentang Persona dan Subyektivasi . Kisah humanisme dalam pemikiran inteligensia Indonesia adalah kisah terbentuknya subyek ini bermula dari masa kolonial dan perlawanan terhadap apa yang mengekang di masa itu sejak "aku"  yang malu - malu dalam surat - surat Kartini sampai dengan tokoh Farid yang bertempur dalam novel Pramoedya Ananta Toer , Di Tepi Kali Bekasi .

     Saya kutip sepucuk surat Kartini.....aku ingin ( menulis di surat kabar ) tapi tidak dengan namaku sendiri aku ingin tetap tidak dikenal.....
Di Hindia ini jika seseorang mendengar tentang artikel - artikel yang ditulis perempuan Jawa , mereka akan segera tahu siapa menulis tulisan itu (14 Maret 1902) dalam surat itu juga dalam keseluruhan surat - surat Kartini yang termasyur itu , kita menemui seorang tokoh yang hadir sebagai persona .

Aspek diri yang dihadirkan kepada oarang lain dan / atau dipersepsikan oleh orang lain sebenarnya hanya secara terbatas kita mengenal Karini , Persona adalah sebuah modus bagaimana Kartini yang "ingin tetap tidak dikenal" itu , dan hanya kita ketahui dari korespondensinya , merepresentasikan diri sebagi respon terhadap orang lain tempat ia berbicara.

Jumat, 10 Juni 2011

 Rasa

Ada yang ingin aku dengar tentangmu
Tapi bukan langsung darimu
Atau orang yang dekat dan mengikuti setiap saat
Tapi dari deburan ombak yang membentur batu karang
Atau hempasan gelombang pasang

Sebab itu kejujuran 
Juga kesungguhan
Kesiapan menerima 
Juga melepas segala dengan segenap rasa

Yang bermuara pada ketiadaan menjadi ada
Dan kau aku di dalam pusarannya
Aku diam dan menikam

Senin, 04 April 2011

Bulan Menemu Kelam
(Utk Jingga)

Waktu tlah menempamu 
Dari sebongkah tanah menjadi gerabah
Mengais mimpi mengurai hari
Hingga ujung lengkung cakrawala berbatas senja
Kau bebas

Gumpal awan mengertas
Gerimis di bebatuan
Dan sejumput mimpi yang kau pungut di lorong sukma
Menjelma menjadi lolong srigala
Mengepungmu dari segenap penjuru 
Hingga semua langkah tertutup untukmu

Cuma ada satu celah tersisa
Menuju bulam menemu kelam
Dan kau terdiam...

Bulan Menemu Kelam

Rindu Malam 
(Utk HS)

Berawal dari duka yang kau anggap akan kekal
Air matamu yang semula meleleh mengental
Dan serpihan dukamu dari dusta - dusta yang kau sengaja
Berserak di antara rimbun semak

Kau menyangka itu perdu yang tumbuh mekar di hatimu
Yang kuncupnya mengecup kaki langit
Yang yakini itu altar pertobatan
Dimana resah dan rindumu berakar
Dan kemudian terbakar..............

Jumat, 01 April 2011

Wajah Baru

Wajah Baru

Tak lagi kukenali dirimu
Sebab malam tlah menukar wajahmu dengan gelap
Dan gelap tlah membawa pada belantara yang tak kau kenal
Dan tak menyisakan jejakmu di sana
Dan tempat itu tak sempat kau catat dalam peta

Lalu siapa yang datang padaku dengan senyuman palsu
Dan setangkai bunga yang nyaris layu
Ia tak mengatakan sesuatu
Hanya lewat bibirnya kutangkap makna yang tak kau ungkap
Tapi ternyata berkelebat

Duka Ini

Duka Ini

Di jalanan kota dingin malam
Semburat kabut mengendap 
Di lampu - lampu taman bangku
Teronggok lesu menyisakan sejumput kemesraan

Aku masih di sini mendekap galau dan risau
Setajam pisau 
Tak tahu lagi aku duka ini bisa kumaknai 
Bila di ujung arus waktu menderas pilu
Kau timpakan lengkung cakrawala
Sarat makna pada bulan
Setebal alis mata 
Dan kau tak menyisakan apa  - apa termasuk duka dan air mata
Di situ jiwa ini remuk jingga .......

Selasa, 29 Maret 2011

JACQUES RANCIERE

JACQUES RANCIERE    

Politik dan etika kesetaraan Ranciere dilantik di Aljerial tahun 1940, ia murid Althuser dan menulis bersama sebuah buku yang  sangat terkenal dan berpengatuh dalam pemikiran Marxiet Reading Capital 1965 . Peristiwa Mei 1968 membuat ia tepisah dengan gurunya bahkan ia melancarkan kritik terhadap pemikiran gurunya . Ia bergabung dengan organisasi mahasiswa pekerja berhaluan Maois sehingga mondar - mandir antar universitas , pabrik .    Pada tahun 1975 , Ranciere menerbtikan sebuah jurnal bernama Revolt es Logiqus . Dalam periode tahun 70 - 80 an ia menerbitkan karyanya yang berpengaruh besar The Night of Labor ,1981 dan The Philosopher and The Poor 1983 , Ranciere mengajar di Universitas of Paris VII dari tahun 1969 - 2000 . Ia mengepalai Chair of Aesthetig and Politics dari tahun 1990 hingga pensiun .

    Filsafat dan Si Miskin Reincere memulai filsafat dengan kritik dan pertanyaan kepada filsafat, mengapa dalam filsafat sejak Plato hingga Marx banyak memunculkan figur si miskin.
Jangan  - jangan filsafat hanya menarik manfaat dari dirinya sendiri dengan mendasarkan pada pemikiran mengenai si miskin .Para filsuf menempatkan kaum miskin secara instrumental semata - mata dalam kegunaan untuk mengukuhkan status mereka sebagai filsuf .
Menurutnya ada 2 perbedaaan dalam filsafat yakni antara kelompok orang yang dianggap tidak memiliki  " kemampuan asali" berpikir dan kelompok lainnya . Yang oleh karena posisi sosial dan ekonomi diasumsikan kekurangan  tidak memiliki waktu dan kesenjangan dan karena dianggap tidak memadai untuk berpikir sebagaimana para filsuf . Di sini Reincere menunjuk Plato di mana masyarakat dibagi - bagi dalam divisi - divisi dengan tatanan dan fungsi masing  - masing budak terlepas dari domain filsafat .

    Dalam Plato setiap orang dalam jabatan memiliki kewajiban masing  - masing. Artis / pekerja melakukan kerja mengandalkan tenaga , ksatria berperang dan pemimpin berpikir .Konsepsi keadilan Plato berbasis di sini , yang adil apabila setiap jabatan dalam divisi memiliki sifat yang cocok dan pas dengan jabatan itu . Pemimpinpun yang kebijakan filsafati ,ksatria berperang , artis dan pekerja moderat sebab tak punya cukup waktu .

    Reincere memperjelas tatanan Plato sebagaiberikut :
Each order must be defined by it,s own virtue , but only a goverment of philosopers, guardians can give the first order it's own virtue wisdom (sophia), the warrior's virtue , which is righter courage. The artisan however is not made of material that philosopher could drees and dye . There is no virtue or education that belong to the laboring people, Peincere , 2004, The Philosopeher and His Poor , hal. 24

    Plato kemudian membawa divisi sosial ini lebih dalam menjadi strata dalam struktur "jiwa" dan masing - masing kelompok masyarakat. Masing - masing kelompok masyarakat ketika ia kemudian menyematkan identitas berdasarkan kualifikasi material yang herarkhis melalui : unsur emas untuk pemimpin dan filsuf, perak untuk ksatri dan perunggu untuk kaum pekerja. Ringkasnya di dalam Plato terbentuk partisi  - partisi dan herarkhis dari masing - masing strata , yang adil bila tak ada interupsi dari yang lain, ini steril.

Mematuk Rindu Bulan

Mematuk Rindu Bulan
(Utk AEC)

Angin bergerak dalam pusaran waktu
Begitupun aku tak kutahu kemana ini kan bermuara
Seperti juga usia tak kutahu di mana ujungnya

Engkau senantiasa menengadah dalam hening malam
Merekah diam dan pasrah
Rindumu terkulai dalam balutan waktu
Yang sangsi duka seolah lenyap asa

Mengertap seperti seperti sayap
Dan paruhmu mematuk bulan
Kau sadari itu bukan nyanyian keabadian
Tapi kutukan
Dan batu menjadi ujudmu kembali

Dan Dengan Dirimu

Dan Dengan Dirimu
(Untuk Aca dan Aci )

Ini tempat yang paling aku sukai
yang paling sering aku kunjungi
Seperti kembali aku di rahim ibu
Tak kupikirkan apa - apa
Kecuali kedamaian begitu rupa

Aku merasakan dan menyaksikan
Semua bukan dari mataku
Semua bukan dari telingaku
Tetapi dari segenap rasa dalam jiwa

Semakin dalam aku tenggelam
Engkau kulupakan
Eangkau kuabaikan
Aku terbakar sampai ke akar

Tanpa Kau Undang

Tanpa Kau Undang

Tanpa kau undang
Malam riang melenggang
Menyusup dalam selimut
Dan kau terpanggang dalam dingin kabut
Lalu dekapan malam kau rapatkan

Diam - diam pagi tlah menanti
Untaian embun seperti permata terhampar
Mengiringi jejak kaki yang hendak kau lalui

Kau bosan menatap rembulan
kau juga enggan bertemu matahari
Yang kau yakini tlah mengkhianati
Embun dan kabut dengan kibasan cahayanya
Hingga dirimu tampak di sana
Dan bayang - bayangmu indah menggoda

Selasa, 22 Maret 2011

Plato dan Sokrates

Inti ajaran Plato yang disebut "berhasil " adalah mencapai "keutamaan " atau "arete". Ini bukan sarana untuk mencapai kebahagiaan . "Keutamaan itulah kebahagiaan". Hidup utama dalam diri sendiri sudah merupakan "hadiah" kebahagiaan . Keberuntungan hidup , kekayaaan , relasi hanya bersifat sekunder .

Bagi Plato mengikuti Sokrates sosok seperti Achealus yang "jahat" tapi berhasil naik tahta tanpa dihukunm bukan tauladan "keutamaan" dan "kebahagian" .

Alain Badiou yang mengecam apa dalam sejarah filsafat dewasa ini disebut kelokan ke dalam bahasa (linguistic turn) seperti yang tampak dalam pemikiran post modern terutama dikemukakan oleh Lyotard dan Derrida . Dalam pengantar atas terjemahan Republik gagasan Plaot tentang negara dan kehidupan .

Plato , Sokrates dihukum mati 399 SM . 
Dan Plato menulis yang pada dasarnya pembelaan atau pengukuhan atas pendirian hidup gurunya . Syahdan persis tahun itu penguasa Yunani Utara di Macedonia Archealus dibunuh pemuda kekasihnya . Nama ini disebut dalam salah satu dialog Sokarates dengan Polus , dalam paparan Plato , Sokrates menganngagp Archealus "tidak bahagia" karena ia jahat . Polus tak sepaham dengan Sokrates, bagi Polus Archealus penjahat besar . Ia anak budak yang merebut paksa.

Ada kritik yang dalam berbagai ranahnya menyanggah supremasi si ego cogitaus descarter . Seraya menempatkan diri pada materialisme (Marx dab Freud) atau menggugat  rasionalisme (seperti gugatan Nietzsche dan Heidegger) yang bila diurut ke belakang bisa dikatakan dimulai oleh Plato . . Plato sererti tercantum dalam "arete" meletakkan keutamaan pada "pengetahuan" (sophia) dan memposisikan rasio seperti "pemimpin bagian - bagian jiwa lainnya ."

DEDES

DEDES

Arokpun terkesima
Ketika di balik gaun yang tersingkap di sela paha memancarkan cahaya mustika
Engkaukah wanita pilihan dewata
Yang  kelak menurunkan raja - raja di tanah Jawa
Itu pesan yang menjadi ajimat dari gurunya

Aku harus mendapatkan meski dengan cara keji
Kalau itu jalan yang harus dilalui
Aku tak peduli siasat dijalankan
Tipu daya dimaklumkan 
Sang empu mati ditikam keris sendiri
Kebo ijo menjadi kambing hitam dalam tragedi kematian

Kutukan embu gandring berlanjut sampai tujuh turunan
Mereka saling bunuh dalam kesumat dan dendam
Adipati Tumapel Tunggul Ametung mati oleh konspirasi sang permaisuri
Yang dengan sorot mata penuh birahi terpana pada pemuda tampan dan rupawan 
Yang penuh gairah yang menawan
Tetirah pada dekapan yang lembut dibalik keputren 
Tunggul Ametung telah renta
Dan dua insan kasmaran itu membuangnya 
Tapi juga membunuhnya

Isyarat Kepergianmu

Isyarat Kepergianmu

Kau tulis pesan pendek di atas awan
Kau andaikan itu akan cepat sampai padaku
Padahal itu tak kupahami sama sekali

Maka tatkala gelombang badai di cakrawala 
Menggulung mendung yang melengkung di kelopak matamu
Kau maknai itu sebuah isyarat
Kau akan pergi segera pergi
Tinggalkan segenap kerabat

Dengan rona wajah semu dan sembab
Jalan yang kau lalui lapang
Hamparan rumputan dan ilalang
Riang kau melenggang
Pintu hatimu membentang selurus pematang

Rabu, 02 Maret 2011

USAI SEBUAH PESTA
Utk : Gt

Dibawanya pulang sisa - sisa makanan dan tulang belulang
Kau anggap anak - anakmu anjing piaraan
Yang sigap menyantap makanan sisa dan tulang belulang
Memenuhi hasrat dari syahwat kerak usaha tiada batas
Serasa meminum air asin garam di lautan

Tak terlunasi rasa dahaga
Air samudera talah kerontang
Karenanya kita menjadi gersang
Seperti terpanggang lagu
Sepi ditimpa perih periuk bumi
Jkt 22 - 2- 2011
DI BATAS HARI

Di antara semak dan perdu yang nyaris tak berjarak denganku
Di situ masa kanak - kanakku menumpuk dalam lipatan waktu
Tiba - tiba menyembul pohon beton tinggi ribuan kaki
Seperti kandang merpati

Kini kami tahu kemana anak - anak kami bermain bola kaki
Mengukur bayang - bayang di tengah hari
Dengan mengarak layang - layang
Atau kami cuma bisa berimajinasi di muka televisi
Ahh diri ini makin ketepi sampai di batas hari
Jakarta 2011

SAYAP TAK TERSINGKAP

Siapa yang kemudian melewatkan malam bersamamu
Disela derit pintu menyapa
Mekarkan kuntum syahwat
Ketika purnama di puncak bukit mengiba

Sekawanan burung rajawali terbang
Mengerap menggores wajah resah
Dipoles bedak dan gincu

Lelaki malam yang menyusup dalam kondemu
Telah menghunuskan pedang dan menebasmu berulang
Hingga ke ulu hati
Dan purnamapun berlari berkelebat
Peri laknat telah terperangkap sayap tak tersingkap

Jakarta 2011

Terpanggang Matahari

Dulu sewaktu kutinggalkan kampung ini dalam abad yang tak pasti
Pohon jati masih meninggi lebat
Seribu peri berkelebat tak tertangkap mata yang kasad
Tapi kini kemana pergi hutan jati dan dimana peri sembunyi
Sepi terpanggang matahari

Sedang dam air mata di bawah  ringinkurungpun tak ada
Lautan dimana cikal bakal yang kini kekal
Yang mambuat kami ada saat ini bersinggasan atau kembali berkelana
Kami mesti sedekah bumi dan meyakini
Kau di sini

Rabu, 23 Februari 2011

USAI SEBUAH PESTA
Utk : Gt

Dibawanya  pulang sisa - sisa makanan dan tulang belulang
Kau anggap anak -  anakmu anjing piaraan
Yang sigap menyantap makanan sisa dan tulang belulang
Memenuhi hasrat dari syahwat kerak usaha tiada batas
Serasa meminum air asin garam di lautan

Tak terlunasi rasa dahaga
Air samudera talah kerontang
Karenanya kita menjadi gersang
Seperti terpanggang lagu
Sepi ditimpa  perih periuk buni
Jkt 22 - 2- 2011
USAI SEBUAH PESTA
Utk : Gt

Dibawanya  pulang sisa - sisa makanan dan tulang belulang
Kau anggap anak -  anakmu anjing piaraan
Yang sigap menyantap makanan sisa dan tulang belulang
Memenuhi hasrat dari syahwat kerak usaha tiada batas
Serasa meminum air asin garam di lautan

Tak terlunasi rasa dahaga
Air samudera talah kerontang
Karenanya kita menjadi gersang
Seperti terpanggang lagu
Sepi ditimpa  perih periuk buni
Jkt 22 - 2- 2011
MATAMU PANCARKAN TELAGA
Utk : Lrt

Matamu pancarkan air telaga
Teduh kau rengkuh jiwa yang gaduh
Dan riuh kecipak air seperti tawa kanak - kanak
Berbuncah deras ngarai bibirmu

Aku terbujur kelu oleh kelok liku rembulan
Wajahmu tak terlintas awan di angkasa
Cuma satu warna
Semua biru
Seribu hatiku
Saat mencumbu dirimu

Dan para malaikat juga peri jadi cemburu
Sebab mereka anggap aku tlah berpaling
Dari kerling matanya
SAAT AKU MELEPASMU
utk Herdi Umbaran Putra

Di laut lepas kau mamaknai badai dan kabut
Sebagaimana kau maknai biji - biji
Yang tumbuh di setiap jengkal tanah
Dari jejak yang sengaja kau tinggalkan

Seperti setetes air liur yang menetes di bantal
Dan kau mereka - reka itu membentuk gambar
Seperti dirimu yang tamgah galau
Sebab terpukau pada lompatan sekawanan kijang
Menembus kabut dan hamparan mega - mega
Meniti cakrawala dan meniada di atas sana

Minggu, 20 Februari 2011

Tanah Impian


Sejengkal tanah yang kau andaikan itu surga
Telah mengiringmu pada balutan yang memenuhi batok kepalamu
Yang senantiasa membuatmu terjaga 
Memaknai waktu yang kau sendiri tak tahu ujungnya

Bahkan kau mengigau dalam tidur panjang 
Tentang pepohonan 
Yang menjelma rumah angin di masa kanak - kanakmu
Kau habiskan dengan melukisi mega - mega dengan air susu ibumu
Yang masih tersisa di sudut basah rekah bibirmu

Rabu, 16 Februari 2011

Mengiring Pagi

Pepohonan masih membujur kelu
Malam masih menyisakan beku di daun - daun
Dan kelu di ujung ranting dahan
Kicau burung tlah lama hilang
Menjelma alarm dan ringtone phonesell

Menterormu
Hingga dinding kamarmu bergetar
Lalu kau singkap kabut pagi
Dengan segelas kopi dan berita - berita koran
Yang telah usang

Lantas kalian bergegas meluncur menuju kotak - kotak lain
Yang kau yakinkan mengubah hidup anak dan istrimu
Kau tak tahu itu semu
JKT , 2011
Sepenggal asa

Malam tlah melepas jubah kelamnya
Embun merekah di sela - sela daun
Sunyi rerumputan masih menyisakan rintihan
Jengkrik dan belalang tiba - tiba di beku matamu

Ribuan kumbang menyikap tirai kabut pagi yang lingsut
Saat sepenggal asa surut
Ditingkap gegap gempita kicau burung yang murung
Sebab matahari alpa menyibak ombak di kelopak matanya
Dan kita tampak buta dan enggan untuk berkaca
Tiada ada DIA
Seandainya kau kembali

Seandainya kau kembali
Seperti merpati kini aku bebas
Melintas batas cakrawala
Di horison batinmu
Tak juga kuberharap
Kapan kau kembali

Meski sauh masih kurengkuh
Terpaut erat di sudut dermaga
Kuingat kau terbata
Saat berucap kata berpisah
Dan aku memaknainya
Setetes air mata tak kuasa menentukan arah jalan
Yang akan kita tuju
Sebab angin musim tlah menguasai haluan
Dan kau dalam pusarannya
JKT, Feb 2011

Sabtu, 29 Januari 2011

KI AGENG MANGIR 
Untuk : Fajroel Rahman


Ki Ageng perempuan yang kau sangka perempuan desa
Penari ronggeng jelita dan kau niatkan dinaikkan derajatnya 
Ternyata ular berbisa 
Yang melilitmu berlahan
Melenakanmu di ranjang 
Hingga kau terjungkal menemui ajal di selo gumilang

Tombak baru klinting andalanmu tak berdaya sebab terpisah dari raga
Kau tidak waspada termakan tipu daya
Ajal menjadi terjal
Kau cepat menangkap isyaratnya 
Jakarta 2011

Rabu, 19 Januari 2011

SAYAP SAYAP MALAM

Kau menyelinap di tirai malam
Kau lingsut dalam dukamu
Burung menelikung tajam
Dan matamu pancarankan duka
Saat matahari menancap di kepalamu
Lalu kau kabarkan nyanyi bidadari
Pada lautan dan pasir pantai
Yang menyibakan helai rambutmu
Berderai menebar tawa
Yang menembus dan melubangi hatimu
Lantas kau mengerang pada tangismu
Terpanggang sepimu sendiri
UNTUK YT

Sepagi ini kau telah buat janji
Untuk kutemui dengan wajah rembulan
Dan senyum cawan
Kau sambut getar senar gitar rinduku
Lalu kau bergayut manja di pundakku
Dengan sigap kupagut rekah bibirmu
Mas kumerindumu
Itu katamu berulang
Dan air rindu sama - sama kita tuang
Kita meradang

Selasa, 18 Januari 2011

GALAU

Angin mendesir berlahan
Menyisir dahan - dahan
Kuncupkan kenang tentang tanah rekah memerah
Dimana aku terlahir dan usia terus mengalir menuju muara senja
Aku termangu pad jejak yang tersapu
Pada rindu yang membelenggu
Namun diriMu tak jua kutemu
LAKI - LAKI KUARAN

Laki - laki itu bisa kau temui di pekuburan tua
Laki - laki itu tak pernah berbaju dan bersandal
Kemanapun dia pergi dia tidak pernah perduli
Dan orang - orang di sekeliling memaklumi
Rambut gondrong acak  - acak
Gigi ompong berantakan
Itulah yang menjadi ciri
Sehingga orang yang belum pernah ketemu sekalipun langsung mengenali
Dia penjaga makam semacam kuncen
Tapi bukan untuk diminta berkah seperti makam keramat
Dia cuma penjaga makam
Hanya beberapa tidak seluruhnya
Dia cuma penjaga makam
Hanya beberapa tidak seluruhnya
Di saat senggang akan membersihkan makam keramat
Karena telah diserahkan oleh keluarga maupun maupun ahli waris untuk merawat
Dan dia mendapat upah
Ada yang perbulan ada yang membayar setiap kali datang
Dia tak pernah menentukan besar kecilnya
Beberapa saja dia terima
Kadang dia diminta datang ke rumah orang  - orang yang menggunakan jasanya
Baru dia akan memakai baju
HANYA ANGAN


Kau setia merajuk dalam ceruk cawan
Kusimpan wajah bulan
Pada siapa itu kau titipkan kilaunya
Kadang aku berharap dengan tatap mata
Yang kadang kau maknai dengan untaian embun menetes daun - daun
Dikerling kutangkap pesan keabadian
Yang kau torehkan di rerumputan
Yang memaknai jejak - jejak kaki
Dan melukiskan kembali pada batu - batu
Dimana di situ kita terpaut rindu membiru
SEBUAH JAWABAN

Malam beranjak kelam
Tapi kau masih setia memaknai kata - kata
Yang tersumbat semburat kelu bibirmu
Sungai yang mengaliri kepalamu
Adalah gugusan bintang yang terlempar dari galaksi
Dan kau yakin itu puisi
Ketika hutan - hutan diperlukan menanyakan asal muasal

Kau jawab dengan satu tebasan pedang

Aku kekal

Senin, 17 Januari 2011

SENJA YANG BERDEBU

Kau lupa
Menangkap senja
Hanya tatap matamu yang serupa perdu
Bergayut dalam tautan ranting - ranting pepohonan
Yang alpa pada harum tanah pekuburan
Yang diguyur hujan setelah kemarau panjang

Lalu kau baringkan tubuh lusuhmu yang rapuh
Oleh keluh pada lenguh lembu betina
Dan kau terlantarkan mantera pada asap dupa wangi kemenyan
Seperti meratapi angin yang terus berlari
Tak juga kau temui 
Dimana diri

SAAT DIAM

Sengaja kau kudiamkan
Hingga wajahmu tumbuh aneka bunga dan rerumputan
Di matamua terpancar warna mawar dan senyum wangi melati
Di sungai mengalir lumpur keruh
Di situ keluh peluh bercampur
Sebab itu wangimu tak kusentuh
Kau diam dan tetap bertahan
Meski badai dan topan memporandakan tebing - tebing beting kalbumu
Hingga cakrawala di langit runtuh
Dan aku terlempar di hamparan belukar
Tubuhku terjerembah
Tak kutahu lagi kemana arah kiblat
Lalu kuraih ranum tubuhmu sewangi minyak zaitun
Dan aku terkulai bagai nyanyi tembang 
Yang sumbang kau lantumkan
Dan kita terpanggang bagai kanak -  kanak 
Yang temukan mainan yang lama hilang
Aku terbang 
Kau meradang...
KALINYAMAT

Kanjeng ratu karena duka seluas samudera
Menghujam jiwa 
Dan oleh sebab kesumat yang tak terjawab 
Dalam seabad kau tinggalkan segala dan tinggalkan istana
Menuju hutan belantara topo wudho tanpo sinjang
Bertapa tanpa seutas benang melilit badan
Mengadu memohon keadilan yang sejati
Pada gusti kang murbeng dumadi
Atas kematian yang tidak mesti